STRATEGI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI KOTA BATAM
Abstract
Batam telah menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Sejak dibangun pada tahun 1970-an oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), Pulau Batam telah berkembang dan memiliki berbagai keunggulan secara ekonomi. Titik awal permasalahan krusial yang dihadapi Kota Batam adalah sejak diterapkannya otonomi daerah di Batam. Kehadiran Pemerintah Kota Batam pada tahun 2000 sebagai pelaksana otonomi daerah dan memiliki kedudukan hukum dan politik yang sangat kuat, memunculkan fakta munculnya dualisme kelembagaan dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam yang telah hadir sejak tahun 1970-an. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran apa saja permasalahan yang dihadapi oleh Kota Batam terkini dan alternatif solusi kebijakan apa yang dapat diterapkan di Batam. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, selain menggunakan data sekunder, juga menggali sumber data primer dengan cara melakukan survei dan wawancara langsung dari berbagai narasumber di Batam yang dianggap expert, memahami dan/atau sebagai pelaku kebijakan di Batam. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa permasalahan utama yang dihadapi oleh Kota Batam secara berurutan adalah adanya dualisme kelembagaan dan/atau kewenagan antara Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan Batam, makin menurunnya investasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi di Batam, masalah pengangguran, adanya ketidakpastian hukum dikarenakan sering terjadinya pergantian kebijakan di Batam, masalah perburuhan, penurunan daya saing Batam, dan permasalahan sosial di Batam. Selain itu, dari hasil penelitian juga memunculkan beberapa alternatif kebijakan yang dapat diterapkan di Batam, antara lain dipertahankan kebijakan Free Trade Zone (FTZ) di Batam, penerapan kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam, dan menerapkan otonomi khusus di Batam.
References
CSIS (2003), Batam sebagai Ujung Tombak. Jakarta : Centre for Strategic and International Studies (CSIS)
CSIS (2015), Kawasan Ekonomi Khusus. Jakarta : Centre for Strategic and International Studies (CSIS)
Freddy, Roenoe dkk, “Batam, Komitmen Setengah Hati’, Penerbit Aksara Karunia (2003).
Heri Muliono (2001) Merajut Batam Masa Depan, Menyongsong Status Free-Trade Zone, Jakarta : Penerbit LP3ES.
Muhammad Sapta Murti (2014) The Importance of Special Autonomy of Batam According to Implementation of ASEAN Economic Community 2015. Jurnal Rechts Vinding Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015.
Pamadi, Mulia (2007), Implementasi Dualisme Kebijakan Pertanahan terhadap Industri Real Estate di Kota Batam, Yogyakarta : Magister Hukum Bisnis UGM
Panjaitan, Rudi TH (2003), Analisis Alternatif Kebijakan Pengelolaan Kawasan Berikat Batam dalam Mewujudkan Batam sebagai Obyek Pertumbuhan Segitiga Emas, Yogyakarta : Tesis MAP UGM
Putra, Bayu (2014); Dampak Dualisme Kewenangan dalam Pelayanan Administrasi Penananaman Modal : Studi Kasus Implementasi Desentralisasi di Kota Batam, Yogyakarta : Tesis MAP UGM
Oktari, Erliza. 2014. Administrative Reform of Batam Indonesian Free Zone Authority (BIFZA) in Implementing Free Trade Zone (FTZ) in Batam City Indonesia. Public Policy and Administration Research www.iiste.org, ISSN 2224-5731(Paper) ISSN 2225-0972(Online), Vol.4, No.1, 2014.
Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (2011) Mengungkap Fakta Pembangunan Batam (Era Ibnu Sutowo-JB Sumarlin, Penerbit Badan Pengusahaan Batam
Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (2011) Mengungkap Fakta Pembangunan Batam (Era BJ Habibie, Penerbit Badan Pengusahaan Batam.
Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (2011) Mengungkap Fakta Pembangunan Batam (Era JE Habibie –Ismeth Abdullah – Mustofa Widjaja, Penerbit Badan Pengusahaan Batam.
Syarif Hidayat dkk, “Quo Vadis Kawasan Ekonomi Khusus’, Penerbit Rajawali Press (2010)
Shiuh-Shen Chien (2006). Policy Innovation, Asymmetric Decentralization, and Local Economic Development in post-Mao China -Case Studies of China-Singapore Suzhou Industrial Park and Kunshan Economic and Technological Development Zone, Desertasi Phd, London School of Economics and Political Science.
Tim Small Research Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Batam, Kajian Hubungan Kerja Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan Kawasan FTZ terhadap Percepatan Pembangunan Ekonomi dan Investasi dalam Era Otonomi Daerah di Kota Batam, Agustus 2012, Batam.
Undang-Undang RI No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang RI Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Palalawan, Rokan Hulu, Kab. Rokan Hilir, Kab. Siak, Kab Karimun, Kab. Natuna, Kab. Kuantan, Kab. Sengingi, dan Kota Batam
Undang-Undang RI No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 36 tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-undang
Undang-Undang RI No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Utang Suwaryo (2012) Desentralisasi Asimetris Ditinjau dari Dimensi Pembagian Urusan antara
Utomo, Tri Widodo (2014) Peran Pemerintah Pusat dalam Memperkuat Desentralisasi : Kasus Jepang dan Pelajaran untuk Indonesia, Jurnal Borneo Administrator/Volume 10/No. 3/2014
Wahyuni, Sri & Sri Astuti, Ester (2009) What Investors Think about FTZ Areas? Case Study On Batam, Bintan, Karimun. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI.
Copyright (c) 2023 Zaenuddin Muhammad
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.